BAHAN KIMIA DALAM
MAKAN
Banyak cara yang
dilakukan untuk memperbaiki karakteristik berbagai jenis makanan, salah sayunya
adalah dengan cara menambahkan zat adiktif dalam makanan tersebut. Zat yang
dengan atau tidak disengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk memperbaiki
nilia gizi dan cita rasa, mengawetkan, atau memantapkan serta memperbaiki
tampilan disebut zat Adiktif.. Permasalahannya sekarang adalah bahwa tidak
sedikit masyarakat yang mengunakan zat adiktif untuk makanan dengan takaran
yang berlebihan atau bahkan menggunakan zat adiktif yang bukan diperuntukkan
untuk makanan, misalnya zat pewarna untuk kertas atau kayu tetapi digunakan
untuk pewarna berbagai macam jajanan anak-anak. ( Dapatkah kamu memberikan
beberapa contoh jenis jajanan anak-anak yang diperkirakan menggunakan pewarna
bukan pewarna untuk makanan? )
A. BAHAN KIMIA
PEWARNA DALAM MAKANAN.
Berbagai macam jenis
makanan yang kita jumpai di pasaran banayak yang menggunakan pewarna, tujuannya
adalah untuk memperbaiki penampilan sehingga banyak pembeli yang tertarik untuk
membeli makanan tersebut. Namun perlu disadari ternyata banyak makanan terutama
jajanan pasar yang menggunakan zat pewarna bukan pewarna khusus untuk
makanan melainkan pewarna untuk kertas,
kain atau kayu.Hal ini sangat membahayan kesehatan manusia yang mengkonsumsi
makanan tersebut.
1. Pewarna Alami
Sebenarnya di
lingkungan sekitar banyak bahan-bahan alami yang dapat dijadikan sebagai bahan
pewarna makanan dan bahan tersebut mudah didapat serta harganya relatif sangat
murah dan aman bagi kesehatan. Berikut beberapa bahan pewarna alami yang dapat
digunakan sebagai pewarna makanan.
1) Kunyit (zat warna kurkumin) untuk memberi
warna pada nasi kuning, selai, membuat
warna tahu menjadi kuning juga menjadi lebih awet.
2) Daun suji mengandung zat warna klorofil
yang menyebabkan kue pisang, rati kukus
berwarna hijau menawan.
3) Cabai merah yang mengandung zat warna
kapxantin menghasilkan warna merah pada dendang daging.
4) Warna coklat pada karamel kembang gula
karamelisasi sukrosa melalui pemanasan sekitar 1700 C.
5) Bit mengandung zat warna antosianin yang
berwarna abu violet pada pH 8 dan merah pada pH lebih rendah merah.
6) Daun jati (Tectona grandis), daun jati
dapat memberikan warna merah kecoklatan. Hal ini dapat dilihat contohnya pada
pembuatan gudeg Jogjakarta, caranya pada saat buah nagka direbus dengan air dan
daging kemudian ditambahkan selembar dau jati yang sudah dicuci terlebih dahulu
sehingga gudeg berwarna merah kecoklatan.
7) Oman,
Oman terbuat dari
batang padi (Jawa : damen) yang dibakar dan direndam dalam air sehingga air
berwarna hitam setelah disaring , air inilah yang biasanya digunakan untuk zat
warna pada makanan, misalnya jajanan pasar tradisional cenil, ciwel,gatot dan
lain-lainnya.
8) Wortel
Wortel mengandung
beta karotin (provitamin A) yang merupakan zat warna kuning pada wortel
9) Keluak (Pangium edule)
Di jawa timur, kita
pasti akan menemukan masakan rawon. Rawon dibuat dari daging sapi yang diberi
kuah dengan warna coklat kehitaman, warna ini diperoleh dari bahan yang
dinamakan keluak. Caranya adalah keluak dipecahkan dan isinya kita campur
dengan bumbu-bumbu lain.Beta-karoten (provitamin A) adalah zat warna kuning
pada wortel
10) Pewarna alami lainnya misalnya coklat. Coklat
selain berfungsi sebagai pewarna, juga berfungsi sebagai perasa. Coklat
diperoleh dair tumbuhan coklat itu sendiri.
11) Jeruk dapat memberikan warna kuning alami
pada berbagai macam minuman.
12) Arang sekam dapat memberikan warna hitam
makanan yang terbuat dari singkong kering ( jawa ; “gentilut” )
13) Daun katu
dapat memberkan warna hijau pada tape ketan.
14) Gula merah memberikan warna merak pemanis es
atau kembang gula ( gulali = gelali )
2. Pewarna Buatan
Pewarna alami lebih
aman dikonsumsi tetapi macamnya terbatas, dan sulit untuk memperolehnya dalam
jumlah besar sehingga industri makanan lebih senang menggunakan pewarna
sintetis.Bahan kimia buatan yang sering digunakan bisa berbentuk serbuk, pasta
ataupun cairan pewarna. Namun harus diingat bahwa penggunaan baham kimia buatan
ini tidak boleh terlalu banyak, karena dapat menimbulkan efek samping yang
cukup berbahaya.
Bahan pewarna yang
masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu amarant (pewarna merah), tartrazine
(pewarna kuning), erythrosine (pewarna merah), fast green FCF (pewarna hijau),
sunset yellow (pewarna kuning), dan brilliant blue (pewarna biru). Meskipun
bahan pewarna tersebut diizinkan, tetapi penggunaannya tidak boleh berlebihan
sebab dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan tubuh.
Catatan : rhodamin-B
(pewarna merah), dan methanil yellow (pewarna kuning). Pewarna ini tergolong
pewarna sintetis. Khusus untuk methanil yellow dan rhodamin-B hanya
diperbolehkan untuk pewarna barang hasil industri seperti plastik, tekstil,
kertas, keramik, ubin, dan sebagainya. Zat pewarna sintetis ini bersifat racun
jika digunakan dalam pewarna makanan dan dapat memicu pertumbuhan zat
karsinogenik yang menyebabkan munculnya penyakit kanker.
Penggunaannnya pewarna sintetis harus
berhati-hati dan tidak melebihi dosis (< 300 bagian perjuta/BP). Zat warna
yang boleh digunakan dalam makanan harus yang berlabel FD&C (food drugs
& cosmetics).
B. BAHAN KIMIA PEMANIS DALAM MAKANAN
1. Pemanis Alami
Bahan pemanis utama
yang digunakan untuk menambah citra rasa manis pada makanan Pemanis yang utama
pada makanan adalah sukrosa. Sukrosa dapat diperoleh baik dalam bentuk gula
pasir, gula jawa atau gula kelapa. Gula selain sebagai pemanis juga dapat
berfungsi sebagai sumber energi yang sangat potensial. Zat pemanis alami yang
biasa digunakan, dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pemanis nutritif
Pemanis nutritif
adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif berasal dari
tanaman (sukrosa/ gula tebu, gula bit,
xylitol dan fruktosa), dari hewan (laktosa, madu), dan dari hasil
penguraian karbohidrat (sirop glukosa,
dekstrosa, sorbitol). Kelebihan pemanis ini dapat mengakibatkan obesitas,
karena kandungan kalorinya yang tinggi.
2) Pemanis nonnutritif
Pemanis nonnutritif
adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori. Pemanis nonnutritif
berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein (miralin,
monellin, thaumatin).
2. Pemanis Makanan
Buatan
Sakarin( gula sukrosa
) atau "biang gula" memiliki tingkat kemanisan 350 – 500 kali gula
alami, penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menyebabkan rasa pahit getir
pada makanan atau minuman dan juga berbahaya.
Siklamat, Siklamat
merupakan pemanis buatan yang dapat mempertajam rasa manis sampai 300 kali
lebih manis dari gula. Siklamat mempunyai nilai kalori yang lebih rendah
dibanding gula. Hasil metabolisme siklamat merupaka zat yang bersifat
karsinogenik, sehingga penggunaannya perlu dibatasi atau dilarang sama sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan siklamat dapat mengakibatkan
tumor kantung kemih pada binatang percobaan.
Sorbitaol dan Aspartam, Banyak digunakan untuk
orang diet atau untuk minuman rendah kalori dan untuk penderita penyakit
kencing manis atau diabetes.
Kalium-asesulfam,
Serbuk kristal dengan kemanisan 200 kali gula ini rasa manisnya bersih dan
tidak menetap
Catatan : Tahun 1998,
FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui penggunaan pemanis baru yaitu
sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis ini
tidak diserap oleh tubuh.
C. BAHAN KIMIA
PENGAWET DALAM MAKANAN
1. Bahan Pengawet
Alami
Beberapa cara
sederhana untuk mengawetkan bahan makanan secara alamiah diantaranya adaalah
dengan proses penjemuran seperti pada ikan kering, Pengasapan seperti pada ikan
bandeng panggang, ikan kotok/gabus panggang dll. Pendinginan seperti pada
pengawetan bua atau sayur dalam kulkas, penggaraman pada ikan, penggunaan gula
pada pembuatan manisan dll. Akan tetapi pengawetan makanan dengan cara
pemanasan/ pengeringan, pengasapan, pendinginan masih terdapat banyak
kelemahannya, di antaranya beberapa mikroba penyebab penyakit dapat hidup
walaupun pada suhu yang tinggi serta suhu yang dingin, disamping itu dengan
proses pemanasan atau pendinginan dapat menyebabkan menurunkan nilai gizi, hal
ini disebabkan rusaknya kandungan zat dalam makanan karena proses tersebut.
Contoh protein akan rusak dengan pemanasan suhu yang tingi. Pengawet yang
paling aman adalah pengawet alamiah seperti gula, garam dapur, dan asam jawa.
1. Bahan Pengawet Buatan
a) Larutan asam cuka 4 %
Larutan asam cuka 4 %
adalah merupakan bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan bermacam-macam
roti. Larutan ini berfungsi menghambat pertumbuhan kapang (sejenis jamur).
b) Asam sitrat (citrat acid)
Asam sitrat berbentuk
kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini mudah larut dalam air, spirtus, dan
etanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akan meleleh
kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat
juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nanas, jeruk, lemon, dan markisa.
Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada
berbagai pengolahan minuman, produk air susu, selai, jeli, dan lain-lain. Asam
sitrat berfungsi sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah
proses kristalisasi dalam madu, gula-gula, dan juga untuk mencegah pemucatan
berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat
yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada
udang. Penggunaan maksimum dalam minuman sebesar 3 gram/liter sari buah.
c) Ester metil dan propil paraben atau asam
sorbat
Asam sorbat adalah
bahan pengawet yang digunakan dalam produk keju, sari buah minuman anggur, dan
produk panggang. Asam sorbat digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur atau
khamit pada derajat keasaman optimum.
d) Garam nitrit dan nitrat
Garam nitrit dan
nitrat merupakan bahan yang digunakan sebagai pengawet daging dan keju.
e) Asam propionat (natrium propionat atau
kalsium propionat)
Sering digunakan
untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu, dosis
maksimum yang digunakan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan; sedangkan untuk
bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3% atau 3 gram/kg bahan.
f) Benzoat (acidum benzoicum, flores benxoes
atau benzoic acid)
Benzoat biasa
diperdagangkan sebagai gram natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk
atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan
yang tinggi akan meleleh dan terbakar. Benzoat juga banyak digunakan sebagai pengawet
minyak goreng.
g) Sendawa
Merupakan senyawa
organik yang berbentuk krsital putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk.
Sendawa mudah larut dalam air dan meleleh pada suhu 3770C. Ada tiga bentuk
sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat, dan natrium nitrat. Sendwa dapat
dibuat dengan mereaksikan kalium klorida dengan asam nitrat atau natrium
nitrat.
Dalam industri biasa
digunakan untuk korek api, bahan peledak, pupupk, dan juga untuk pengawet bahan
pangan. Penggunaan maksmumnya sebanyak 0,1% atau 1 gram / kh bahan.
a. BHA (butil hidroksianisol)
b. BHT (butil hidrositoluen)
c. PG (propilgat)
d. Tokoferol (vitamin E)
e. Asam askorat (vitamin C)
D. BAHAN KIMIA PENYEDAP DALAM MAKANAN
1. Bahan penyedap alami
Rasa sedap pada
makanan ukurannya relatif, artinya
tergantung yang merasakan.Rasa sedap itu itu bisa saja rasa pedas, kecut, asin,
manis atau kombinasi dari rasa-rasa tersebut, misalnya rempah-rempah yang
berupa Polo dapat memberi citra rasa sedap dan pedas pada sayur Sop. Daun salam
dapat memberi rasa sedap khas sayur Lode, belimbimng wuluh dapat memberi citra
rasa sedap pada sayur asam dll. Bisahkah kalian menyebutkan macam rempah –
rempah yang dijadikan sebagai penyedap makanan ?
2. Bahan Penyedap Buatan
a. MSG
Bahan penyedap yang
sering digunakan adalah vetsin atau disebut sebagai monosodium glutamat dan
disingkat MSG. MSG banyak terdapat dalam hampir semua makanan ringan. Bahkan
jika orang memasak hampir tidak pernah ketinggalan MSG. MSG akan bersifat aman
dan tidak berbahaya sejauh penggunaannya tidak berlebihan. Menurut Badan
Pengawasan Makanan Internasional, batas pemakaian MSG adalah 2-3 gram / hari.
Di Indonesia konsumsi MSG yang aman
adalah 1,8 – 3,0 gram / hari untuk dewasa dan 0,18 – 0,2 gram / hari untuk
balita.
Dampak negatif dari
pemakaian MSG adalah penyakit yang disebut Sindrom Restoran Cina (Chinesse
Restaurant Syndrome). Selain itu juga dapat menimbulkan kesemutan pada leher,
rahang bawah, lengan serta punggung terasa panas. Selain itu menurut FDA (Food
and Drug Administration) pemakaian MSG secara terus menerus dapat memicu
beberapa gejala penyakit antara lain tekanan darah tinggi, jantung berdebar,
stroke ringan, gangguan tidur, asma, sulit menelan dan kegemukan. Kelebihan MSG
dalam tubuh anak kecil dapat mengakibatkan kelemahan atau kerusakan syaraf
otak.
b. Aroma buah-buahan
Minuman ringan maupun
jajanan anak-anak semacam agar-agar dan bermacam-macam kue memiliki rasa
buah-buahan yang segar. Rasa buah-buahan tersebut didapat dari senyawa kimia
tertentu seperti berikut ini .
- Senyawa amil kaproat memberikan
aroma apel dan nanas
- Senyawa benzaldehida menimbulkan
aroma cherry dan almond
- Senyawa amil asetat menimbulkan
aroma pisang
- Senyawa benzil asetat menimbulkan
aroma strawberry.
c. Aroma Bunga-bungan
: Aroma bunga-bungaan ditimbulkan dari senyawa sitronelal
d. Vanili : Senyawa
vanili menjadikan makanan seperti es campur dan kolak pisang terasa lebih
lezat.
e. Senyawa diasetil
: Dengan menambahkan senyawa
diasetil, akan diperoleh aroma mentega.
f. Senyawa menthol : Pencampuran senyawa mentol pada kembang
gula atau permen dan rokoK akan memberikan aroma mint yang menyegarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar