Sistem Koloid
2.3.1
Pengertian
Sistem Koloid
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang
keadaannya terletak antara larutan dan suspensi yang terdiri atas fase
terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Ukuran partikel koloid
berkisar antara 1-100 nm. Berikut adalah perbedaan larutan, koloid, dan
suspensi.
Tabel 2.2 Perbedaan larutan, koloid, dan suspensi.
No.
|
Larutan
|
Koloid
|
Suspensi
|
1
|
Satu
fase
|
Dua
fase
|
Dua
fase
|
2
|
Jernih
|
Keruh
|
Keruh
|
3
|
Homogen
|
Antara homogen dengan
heterogen
|
Heterogen
|
4
|
Diameter partikel
< 1 nm
|
Diameter
partikel 1 nm < d < 100 nm
|
Diameter
partikel > 1 nm
|
5
|
Tidak dapat disaring
|
Tidak dapat disaring
dengan penyaring biasa
|
Dapat
disaring
|
6
|
Tidak memisah jika
didiamkan
|
Tidak emmisah jika
didiamkan
|
Memisah jika
didiamkan
|
(Sumber : Kimia untuk
SMA kelas XI)
2.3.2
Jenis
– Jenis Koloid
a. Koloid
Sol (fase terdispersi padat)
1)
Sol
padat adalah sol dalam medium pendispersi padat. Contoh: paduan logam,
gelas warna, intan hitam
2)
Sol cair
adalah sol dalam medium pendispersi cair. Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah
liat.
3)
Sol gas adalah sol dalam medium
pendispersi gas. Contoh : debu di udara, asap pembakaran.
b. Koloid
Emulsi (fase terdispersi cair)
1)
Emulsi
padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat.
Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi.
2)
Emulsi
cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair. Contoh: susu, mayones, krim
tangan.
3)
Emulsi
gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Contoh: hairspray dan obat nyamuk.
c. Koloid
Buih (fase terdispersi gas)
1)
Buih
padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh : batu apung, marshmallow, karet busa,
Styrofoam.
2)
Buih
cair adalah buih dalam medium pendispersi cair. Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun.
2.3.3
Sifat
– Sifat Sistem Koloid
a.
Efek Tyndal
Efek
Tyndal adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid.
b.
Gerak Brown
Gerak
Brown adalah gerak lurus tak beraturan (zig-zag) dari partikel koloid dalam
medium pendispersi. Gerak Brown terjadi akibat tabrakan antara partikel koloid dengan
mendium pendispersinya. Gerak akan semakin cepat jika ukuran partikel koloid
semakin kecil. Gerak Brown menyebabkan sistem koloid bersifat stabil.
c.
Elektroforesis
Elektroforesis
adalah pergerakan koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel koloid dapat
bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan.
d. Adsorpsi
Adsorpsi
adalah proses penyerapan bagian permukaan benda atau ion yang dilakukan sistem
koloid sehingga mempunyai muatan listrik. Adsorpsi disebabkan karena gaya tarik
molekul-molekul pada permukaan adsorpen. Pemanfaatan adsorpsi dalam kehidupan
sehari-hari antara lain:
-
Proses pemutihan gula pasir
-
Penyembuhan sakit perut dengan serbuk
karbon atau norit.
-
Penjernihan air keruh dengan menggunakan
tawas.
-
Penggunaan arang aktif.
e. Koagulasi
Koagulasi adalah
peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid. Proses koagulasi ini
terjadi karena kerusakan stabilitas sistem koloid atau karena penggabungan
partikel koloid yang berbeda muatan. Koagulasi terjadi dalam 3 cara yaitu :
-
Mekanik, yakni dengan pengadukan,
pemanasan dan pendinginan
-
Penambahan elektrolit
-
Pencampuran koloid yang berbeda muatan
-
Elektroforesis
Proses koagulasi dalam
kehidupan sehari-hari terjadi pada perebusan telur, perebusan tahu, pembuatan
lateks, proses penjernihan air, pembentukan delta di muara sungai, pengolahan
asap atau debu.
f. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah sistem koloid yang ditambahkan pada
koloid lain agar diperoleh koloid yang stabil. Contoh: gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim untuk
mencegah pembentukan kristal es yang keras dan kasar.
g. Dialisis
Dialisis adalah proses
penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan menggunakan selaput
semipermeabel. Aplikasi dialisis dalam kehidupan antara lain pada proses cuci
darah penderita gagal ginjal, proses dialysis berfungsi untuk menghilangkan
urea dari darah.
h. Koloid Liofil dan Liofob
Koloid Liofil adalah koloid yang
partikelnya menarik (suka) medium pendispersinya. Contoh : agar-agar, lem,
kanji, gelatin. Sedangkan koloid liofob adalah koloid yang tidak menarik (tidak
suka) medium pendispersinya. Contoh : koloid logam.
2.3.4
Pembuatan
Sistem Koloid
a. Cara Kondensasi
Dilakukan dengan cara menggabungkan
atau mengumpulkan molekul atau ion dari larutan sejati menjadi partikel koloid.
Dapat dilakukan melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, reaksi penggaraman.
b. Cara Dispersi
Proses
mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid. Dilakukan melalui cara mekanik
(penggerusan), cara peptisasi (penambahan ion sejenis dalam endapan), cara
busur bredig (cara listrik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar