PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Ø
Intrumen tes
Langkah-langkah
Pengembangan Instrumen Tes
Berikut disajikan langkah-langkah untuk mengembangkan
instrumen tes.
1.
Menetapkan tujuan tes
Langkah
awal dalam mengembangkan instrumen tes adalah menetapkan tujuannya. Tujuan ini
penting ditetapkan sebelum tes dikembangkan karena seperti apa dan bagaimana
tes yang akan dikembangkan sangat bergantung untuk tujuan apa tes tersebut
digunakan. Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak digunakan
di lembaga pendidikan, yaitu : (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes
formatif, dan (d) tes sumatif (Thorndike & Hagen, 1977).
2.
Melakukan analisis kurikulum
Analisis
kurikulum dilakukan dengan cara melihat dan menelaah kembali kurikulum yang ada
berkaitan dengan tujuan tes yang telah ditetapkan. Langkah ini dimaksudkan agar
dalam proses pengembangan instrumen tes selalu mengacu pada kurikulum (SKKD)
yang sedang digunakan. Instrumen yang dikembangkan seharusnya sesuai dengan
indikator pencapaian suatu KD yang terdapat dalam Standar Isi (SI).
3.
Membuat kisi-kisi
Kisi-kisi
merupakan matriks yang berisi spesifikasi soal-soal (meliputi SK-KD, materi,
indikator, dan bentuk soal) yang akan dibuat. Dalam membuat kisi-kisi ini, kita
juga harus menentukan bentuk tes yang akan kita berikan. Beberapa bentuk tes
yang ada antara lain: pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, tes
benar-salah,
4.
Menulis soal
Pada
kegiatan menuliskan butir soal ini, setiap butir soal yang Anda tulis harus
berdasarkan pada indikator yang telah dituliskan pada kisi-kisi dan dituangkan
dalam spesifikasi butir soal. Bentuk butir soal mengacu pada deskripsi umum dan
deskrips khusus yang sudah dirancang dalam spesifikasi butir soal.
5.
Melakukan
telaah instrumen secara teoritis
Telaah
instrumen tes secara teoritis atau kualitatif dilakukan untuk melihat kebenaran
instrumen dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Telaah instrumen secara
teoritis dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli/pakar, teman sejawat,
maupun dapat dilakukan telaah sendiri. Setelah melakukan telaah ini kemudian
dapat diketahui apakah secara teoritis instrumen layak atau tidak.
6.
Melakukan ujicoba dan analisis hasil ujicoba
tes
Sebelum
tes digunakan perlu dilakukan terlebih dahulu uji coba tes. Langkah ini
diperlukan untuk memperoleh data empiris terhadap kualitas tes yang telah
disusun. Ujicoba ini dapat dilakukan ke sebagian siswa, sehingga dari hasil
ujicoba ini diperoleh data yang digunakan sebagai dasar analisis tentang
reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh,
daya beda, dan lain-lain. Jika perangkat tes yang disusun belum memenuhi
kualitas yang diharapkan, berdasarkan hasil ujicoba tersebut maka kemudian
dilakukan revisi instrumen tes.
7.
Merevisi soal
Berdasarkan
hasil analisis butir soal hasil ujicoba kemudian dilakukan perbaikan. Berbagai
bagian tes yang masih kurang memenuhi standar kualitas yang diharapkan perlu
diperbaiki sehingga diperoleh perangkat tes yang lebih baik. Untuk soal yang sudah baik tidak perlu lagi dibenahi, tetapi
soal yang masuk kategori tidak bagus harus dibuang karena tidak memenuhi
standar kualitas. Setelah tersusun butir soal yang bagus, kemudian butir soal
tersebut disusun kembali untuk menjadi perangkat instrumen tes, sehingga
instrumen tes siap digunakan. Perangkat tes yang telah digunakan dapat
dimasukkan ke dalam bank soal sehingga suatu saat nanti bisa digunakan lagi.
Ø
Instrumen nontes
Ada sembilan langkah dalam mengembangkan
instrumen non tes, yaitu:
1.
Menentukan spesifikasi instrumen
Penentuan spesifikasi instrumen dimulai
dengan menentukan kejelasan tujuan. Setelah menetapkan tujuan, kegiatan
berikutnya menyusun kisi-kisi instrumen. Membuat kisikisi diawali dengan
menentukan definisi konseptual, yaitu definisi aspek yang akan diukur menurut
hasil kajian teoritik berbagai ahli/referensi. Selanjutnya merumuskan definisi
operasional, yaitu definisi yang Anda buat tentang aspek yang akan diukur setelah
mencermati definisi konseptual. Definisi operasional ini kemudian dijabarkan menjadi
indikator dan ditulisan dalam kisi-kisi. Selanjutnya Anda perlu menentukan bentuk
instrumen dan panjang instrumen.
2.
Menentukan skala penilaian
Skala
yang sering digunakan dalam instrumen penilaian antara lain adalah: Skala Thurstone,
Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
3.
Menulis butir instrumen
Pada
tahap ini Anda merumuskan butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi. Pernyataan
dapat berupa pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif merupakan pernyataan
yang mengadung makna selaras dengan indikator, sedangkan pernyataan negatif
adalah pernyataan yang berisi kontra kondisi dengan indikator.
4.
Menentukan penyekoran
Sistem
penyekoran yang digunakan tergantung pada skala pengukuran yang digunakan. Pada
skala Thurstone, skor tertinggi tiap butir 7 dan skor terendah 1. Pada skala
Likert, awal skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1, karena sering terjadi
kecenderungan responden memilih jawaban katergori tengah, maka dimodifikasi hanya
menggunakan empat pilihan.
5.
Menelaah instrumen
Kegiatan
pada telaah instrumen adalah menelaah apakah: a) butir pertanyaan/ pernyataan
sesuai dengan indikator, b) bahasa yang digunakan komunikatif dan menggunakan
tata bahasa yang benar, c) butir pertanyaan/pernyataan tidak bias, d) format
instrumen menarik untuk dibaca, e) pedoman menjawab atau mengisi instrumen
jelas, dan f) jumlah butir dan/atau panjang kalimat pertanyaan/ pernyataan sudah
tepat sehingga tidak menjemukan untuk dibaca/dijawab. Hasil telaah instrumen
digunakan untuk memperbaiki instrumen.
6.
Menyusun instrumen
Langkah
ini merupakan tahap menyusun butir-butir instrumen setelah dilakukan penelaahan
menjadi seperangkat instrumen yang siap untuk diujicobakan. Format instrumen
harus dibuat menarik dan tidak terlalu panjang, sehingga responden tertarik untuk
membaca dan mengisinya.
7.
Melakukan ujicoba instrumen
Setelah
instrumen tersusun dengan utuh, kemudian melakukan ujicoba instrumen. Untuk itu
dipilih sampel yang karakteristiknya mewakili populasi. Ujicoba dilakukan untuk
memperoleh informasi empirik tentang kualitas instrumen yang dikembangkan.
8.
Menganalisis hasil ujicoba
Analisis
hasil ujicoba dilakukan untuk menganalisis kualitas instrumen berdasarkan data
ujicoba. Dari analisis ini diharapkan diketahui mana yang sudah baik, mana yang
kurang baik dan perlu diperbaiki, dan mana yang tidak bisa digunakan. Selain
itu, analisis hasil ujicoba ini juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi
tentang validitas dan reliabilitas instrumen.
9.
Memperbaiki instrumen
Perbaikan
dilakukan berdasarkan analisis hasil ujicoba. Bisa saja hasil telaah instrumen
baik, namun hasil ujicoba empirik tidak baik. Perbaikan termasuk mengakomodasi
saran-saran dari responden ujicoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar