Penambangan Perak Dengan Metode Drift and Fill
Tambang
Greens Creek terletak pada ketinggian sekitar 300 m di atas permukaan laut. Di
area ini terdapat fasilitas pabrik pengolahan bijih (mill) serta batch plant
untuk pencampuran material isian (filling material), perkantoran, bengkel,
gudang material, dsb. Portal utama untuk masuk ke tambang bawah tanahnya berada
pada elevasi 280 m.
1.
Lorong Bukaan Mendatar (Tunnel)
Untuk mencapai lokasi zona-zona endapan bijih yang
terpisah-pisah, dari portal utama tambang yang disebut 920 Portal Entry (berada
pada elevasi 920 ft) dibuat lorong atau lubang bukaan mendatar (tunnel). Dari
lorong ini kemudian dibuat beberapa lorong naik dan turun (ramp) menuju ke
lokasi-lokasi dimana zona bijih berada.
2.
Lorong Bantu (Sublevel)
Beberapa lorong bantu (sublevel) selanjutnya dibuat tepat di
samping endapan bijih. Ukuran penampang dari lorong-lorong ini umumnya seragam
15 ft tinggi x 15 ft lebar (4,5 m x 4,5 m). Jarak vertikal antara lorong-lorong
bantu pada setiap zona bijih adalah 60 ft (18 m). Jumlah lorong bantu yang
dibuat untuk setiap zona bijih disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan tinggi
dari zona bijihnya.
3.
Akses Lombong(Stope Access) dan
Lombong (Stope)
Penambangan dilakukan dengan membuat lubang bukaan mendatar
dari lorong bantu menuju ke badan bijih (orebody). Lubang bukaan mendatar
sebelum mencapai badan bijih disebut dengan akses lombong (stope access) dan
setelah tepat berada pada badan bijih selanjutnya disebut dengan lombong
(stope). Karena yang disebut dengan lombong ini pada dasarnya adalah lubang
bukaan mendatar (drift) yang setelah selesai ditambang akan diisi dengan
material isian, maka sistem penambangan ini disebut juga dengan Drift and
Fill.
Ukuran penampang lombong yang sebenarnya adalah lorong
mendatar, yaitu 12 ft tinggi dan 15 ft lebar (3,6 m x 4,5 m). Dengan demikian,
dari setiap blok lorong bantu yang tebalnya 60 ft (18 m) akan ditambang dalam
lima tingkat yang bergerak dari bawah ke atas. Tingkat paling bawah akan dibuka
dengan membuat akses lombong dengan kemiringan (grade) negatif, sedangkan
tingkat paling atas akses lombong akan berkemiringan (grade) positif, terhadap
elevasi lorong bantu.
4.
Pengisian material Isian (Filling
Material)
Setiap kali selesai dilakukan pelombongan (stoping) maka
akan diikuti dengan pengisian material isian (filling material) yang berupa
campuran pasir buangan (pasir tailing) dengan semen. Setelah dipadatkan dan
mengering, maka akses lombong di atasnya telah siap untuk ditambang dengan
ukuran tinggi dan lebar lubang bukaan yang sama. Demikian seterusnya
penambangan bergerak dari bawah ke atas.
5.
Panel Primer dan Panel Sekunder
Karena lebar lombongnya adalah selebar lorong mendatar, maka
dari setiap akses lombong yang membujur dapat dibuat banyak lombong yang
melintang yang disebut dengan panel-panel, hingga selebar badan bijih.
Panel-panel yang melintang ini dibedakan menjadi panel primer (primary panel)
dan panel sekunder (secondary panel) secara berselang-seling. Panel-panel
primer dibuka dan ditambang lebih dahulu, yang akan dilanjutkan dengan
panel-panel sekunder setelah pada panel primer selesai dilakukan pengisian dan
pemadatan sehingga setelah kering akan berfungsi sebagai dinding atau pilar
bagi panel sekunder.
Dengan demikian maka pada setiap tingkat dari lima tingkat
yang direncanakan dari setiap blok penambangan dapat memiliki beberapa permuka
kerja (working face) pada saat yang sama. Hal ini memberi keluwesan
(flexibility) dalam melakukan operasi penambangan bagi para pekerja dalam
setiap gilir kerja (shift).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar