Minggu, 07 Juli 2013

Praktikum Lemak dan Minyak

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Lemak dan minyak termasuk dalam salah satu golongan lipid, yaitu lipid netral. Lemak dan minyak dapat di komsumsi (edible fat) dan sumbernya dapat berasal dari hewani dan nabati. Lemak dan minyak nabati merupakan lemak dan minyak yang bersal dari tumbuh-tumbuhan sedangkan lemak dan minyak hewani berasal dari hewan.
Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan makanan. Lemak merupakan bahan makanan yang kaya energi. Lemak yang pada suhu kamar berupa cairan, lazim disebut minyak. Minyak biasanya berasal dari tumbuhan seperti minyak kelapa, minayak jagung dan minyak zaitun.
Wujud lemak berkaitan dengan asam lemak pembentukannya. Lemak yang berbentutk cair (minyak) banyak mengandung asam lemak tak jenuh. Sedangkan lemak yang berbentuk padat lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi dari pada asam lemak tak jenuh. Lemak dan minyak memiliki sifat kelarutan yang sama, yaitu nonpolar. Namun untuk mengetahuinya serta mengetahui beberapa reaksi lainnya seperti asam lemak bebas dan reaksi penyabunan, maka harus dilakukan satu percobaan, oleh karena itu mengapa dilakukan percobaan ini.

1.2  Tujuan Percobaan
-        Mengetahui kelarutan atau daya larut dari minyak maupun lemak
-        Mengetahui adanya asam lemak bebas
-        Mengetahui reaksi penyabunan dari lemak dan minyak



1.3  Prinsip Percobaan
1.3.1        Uji kelarutan
Prinsip percobaan ini menggunakan prinsip ”like dissolve like”, dimana minyak dan lemak yang bersifat nonpolar akan larut dengan sempurna pada larutan nonpolar pelarut organik, misalnya dietil eter dan tidak larut pada pelarut polar, misalnya air. Sedangkan pada etanol, minyak dan lemak dapat menyatu atau larut walaupun tidak secara sempurna. Karena etanol bersifat semipolar, sehingga dapat larut pada larutan yang bersifat nonpolar dan polar.

1.3.2        Uji Penentuan  Asam lemak bebas
Prinsip dari percobaan pada penentuan asam lemak bebas adalah menentukan jumlah ml NaOH yang diperlukan untuk menetralkan lemak  dalam 8,2 gr minyak goreng dengan melakukan titrasi dengan sampel minyak goreng pelrut, etanol, n – heksan, indikator pp, dan titrasi NaOH

1.3.3        Penyabunan
Lemak dan minyak dapat terhidrolisis, lalu menghasilkan asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis yang disengaja dilakukan dengan penambahan basa kuat, seperti NaOH molekul pemanasan dan menghasilkan gliserol dan sabun. Proses hidrolisis minyak oleh alkali disebut reaksi penyabunan atau saponitikasi.










BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagi tujuan. Dalam pengolahan tahan pangan, minyaka dan lemak berfungsi sebagai media penghatar panas, sepeti minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan magarin. Disamping itu penambahan lemak juga dimaksudkan untuk menembah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa pangan.
Lemak hewani mengandung banyak steral yang disebut kolestrol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak nabati yang berbentuk cair dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu: (a) drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering diudara, misalnya minyak yang digunakan untuk cat dan pernis; (b) semi drying oil seperti minyak jagung, minyak biji kapas, dan minyak bunga matahari ; dan (c) non drying oil, misalnya minyak kelapa dan minyak kacang tanah. Lemak nabati yang berbentuk padat adalah minyak coklat dan bagian ”steanin” dari minyak kelapa sawit.
Pembentukan Lemak secara alami
Hampir semua bahan banyak mengandung lemak dan minyak, terutama bahan yang berasal dari hewan. Proses pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam lemak dengan gliserol membentuk lemak.
Sintesis Gliserol
Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia, pada reaksi ini fruktosa difosfat diuraikan oleh enzim aldosa menjadi dihidroksi aseton fosfat, kemudian direduksi menjadi x – gliserolfosfat. Gugus fosfat dihilangkan melalui proses fosfosilasi sehingga akan menjadi atau terebntuk molekul gliserol
Sintesis Asam Lemak
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon seperti asam asetat, asetatdehida, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman. Sintesis asam lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri.
                               Clostridyum klyuveri
C2H5OH + CH3COOH                                        CH3(CH2)2COOH +  H2O
Kondensasi Asam Lemak
Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi reaksi esterifikasi gliserol dengan asam lemak yang dikatalisis oleh enzim lipase. Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diekstraksi dalam keadaan tidak murni dan bercampur dengan komonen-komponen lain yang disebut fraksi lipida. Fraksi lipida terdiri minyak / lemak (edible fat / oil), makan (wax), fosfolipida sterol, hidrokarbon dan pigmen.  Dengan cara ekstraksi yang menggunakan pelarut lemak seperti petroleum, eter, etil eter, benzena dan klorofrom komponen-komponen fraksi lipida dapat dipisahkan. Lemak kasar (crude fat) tersebut disebut fraksi larut eter. Untuk membedakan komponen-komponen fraksi lipida dipergunakan NaOH. Minayak / lemak makan, malam dan fosfolipida dapat disabunkan dengan NaOH, sedangkan sterol, hidrokarbon dan pigmen adalah fraksi yang tidak tersabunkan.
Pigmen
Adanya pigmen menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari macam pigmennya. Adanya karoteroid menyebabkan warna kuning kemerahan. Keroteroid sangat larut dalam minyak dan merupakan hidrokarbon, dengan banyak ikatan tak jenuh. Bila minyak di hidrogensi maka akan terjadi hidrogenasi karoteroid dan warna merah akan berkurang. Selain itu, perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen, karena karoteroid tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah terosidasi sehingga minyak akan mudah tengik. Cara menghilangkan pigmen biasanya dilakukan dengan adsorben seperti arang aktif dan beching earth.
Asam Lemak
Asam- asam lemak yang ditemukan dialam, biasanya merupakan asam-asam monokarboksilat dengan rantai yang tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam-asam lemak yang ditemukan di alam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam-asam lemak tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk molekul keseluruhannya. Asam lemak tak jenuh biasanya terdapat dalam bentuk cis. Karena itu molekul akan bengkok pada ikatan rangkap, walaupun ada juga asam lemak tidak jenuh dalam bentuk trans.
Komposisi dan Sifat
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, lemak dan minyak termasuk dalam sekelompok senyawa yang disebut lipida, yang pada umumnya mempunyai sifat sama yaitu tidak larut dalam air. Dalam penanganan dan pengolahan bahan pangan, perhatian lebih banyak ditujukan pada suatu bagian dari lipida, yaitu trigliserida dan natural fat. Pada umunya untuk pengertian sehari-hari lemak merupakan bahan padat dalam suhu kamar, tetapi keduanya terdiri dari molekul-molekul trigliserida.
Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandunganya yang tinggi akan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap, sehingga mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat dialam adalah asam palmitat dan asam stearat. Minyak merupakan bahan cair diantaranya disebabkan rendahnya kandungan asam lemak jenuh dan tingginya kandungan asam lemak yang tidak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya, sehingga mempunyai titik lebur yang rendah. (Winarno, 2002)
Asam lemak dan triasilgliserol
Struktur
Asam lemak terdiri dari gugus asam karboksilat yang terikat pada rantai hidrokarbon panjang. Bila rantai ini tidak mengandung ikatan rangkap, ikatan tersebut dinyatakan jenuh, sedangkan bila rantai tersebut mempunyai ikatan rangkap, struktur tersebut dikatakan tidak jenuh. Triasilgliserol, yang merupakan ester asam lemak dan gliserol, adalah suatu bentuk tempat energi diubah untuk penyimpanan waktu lama dalam sel lemak.dengan demikian, lemak tidak jenuh (minyak tumbuhan) adalah triasilgliserol yang mempunyai rantai hidrokarbon asam lemak tidak jenuh. Semua ikatan rangkap duanya berbentuk cis dan umumnya tidak berikanjugasi. Lemak jenuh atau lemak binatang dihubungkan dengan timbulnya penyakit jantung. Lemak digunakan sebagai tempat penyimpanan karena tiap gramnya membebaskan energi lebih dari dua kali lipat dibandingkan karbonhidrat. Perbedaan ini terjadi karena besarnya jumlah ikatan C – H dalam lemak setiap molekulnya (dan karena hidrasi yang lebih sedikit per gramnya) . Pada suhu ruang, lemak jenuh biasanya berbentuk padat (misalnya mentega), sedangkan lemak tak jenuh biasanya cair (misalnya minyak jagung)
Saponifikasi
Saponifikasi melibatkan hidrolisis ikatan ester gliserida, yang menghasilkan pembebasan asam lemak dalam bentuk garam dan gliserol. Garam dari asam lemak berantai panjang adalah sabun. Asam lemak berantai panjang mempunyai gugus hidrofobik (tidak menyukai air) berantai panjang. Pada konsentrasi tertentu dalam pelarut air, asam lemak ini membentuk misel. Misel merupakan struktur bulat yang terdiri dari ratusan molekul garam asam lemak. Misel tersusun dengan gugus polar dari garam asam lemak disebelah luar dan rantai hidrofobik yang tertanam disebelah dalam, jauh dari air. Struktur misel menjelaskan bagaimana sabun bekerja. Misel memerangkap kotoran dan lemak (yang hidrofobik) dipusat misel. Misel dapat larut dalam air karena permukaan misel mengandung gugus kaboksilat yang polar. Jadi, misel dapat terbasuh oleh air sambil membawa kotoran dan lemak. (Hanold, 1983)
Sifat-sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tegantung pada sumbernya. Secara umum, bentuk triasilgliseridalemak dan minyak sama, tetapi wujudnya berbeda. Dalam pengeritan pengertian sehari-hari, disebut lemak jika berbentuk padat pada suhu kamar dan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Trigliseral dapat berbentuk padat atau cair berhubungan dengan asam lemak penyusunnya. Minyak nabati sebagian besar berbentuk cair, karena mengandung sejumlah asam lemak tidak jenuh seperti asam oleat (C17H33COOH), asam linoleat (C17H31COOH) dan asam linolenat (C17H29COOH). Asam-asam lemak termasuk asam lemak esensial yang dapat mencegah timbulnya gejala asterios clerosis karena penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolestrol. Sebaliknya asam lemak hewani umumnya pada suhu kamar berbentuk padat karena banyak mengandung asam lemak jenuh seperti asam stearat (C17H35COOH) dan asam palmitat (C15H31COOH).
Asam lemak jenuh memilki titik lebur lebih tinggi dibandingkan asam lemak tidak jenuh. Lemak dan minyak dapat mengalami ketengikan (racidity), karena dapat terhidrolisis dan teroksidasi bila dibiarkan terlalu lama kontak dengan udara. Pada proses hidrolisis, lemak atau minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis dapat mengakibatkan kerusakan pada lemak atau minyak karena terdapat sejumlah air didalamnya, sehingga menimbulkan bau tengik. Reaksi demikian dikatalis oleh asam, basa atau enzim tertentu seperti enzim lipase.
Lemak dan minyak yang teroksidasi akan membentuk peroksida dan hidroperoksida yang dapat terurai menjadi aldehida, keton dan asam-asam lemak bebas. Hasil oksidasi tidak hanya mengakibatkan rasa dan bau yang tak enak, tetapi dapat pula menurunkan nilai gizi karena kerusakan vitamin dan asam-asam lemak esensial dalam bentuk lemak. Rrreaksi oksidasi dipercepat dengan adanya cahaya, pemansan, atau katalis logam seperti Cu, Fe, Co dan Mn. Lemak dan minyak yang sangat tengik mempunyai keasaman yang rendah. Proses ketengikan dapat dihambat salah satunya dengan penambahan zat antioksidan seperti vitamin E, vitamin C, politenol, dan hidroquinon. (Yasid, 2006)



BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
-        Panci
-        Tiang statif
-        Tabung reaksi
-        Corona kaca
-        Gelas ukur
-        Labu alas bulat
-        Neraca analitik
-        Erlenmeyer
-        Beaker glass
-        Rak tabung reaksi
-        Ember
-        Selang
-        Sendok
-        Sumbat gabus
-        Pipet tetes
-        Gelas kimia
-        Alat titrasi
-        Kondensor
-        Hot plate
-        Labu stahl
-        Batang pengaduk
-        Magnetic steller
-        Neraca ohaus
3.1.2 Bahan
-        Minyak goreng
-        Aquadest
-        Etanol 95%
-        Dietil eter
-        N – heksan
-        Indikator pp
-        NaOH 0,02 M
-        Mentega
-        Garam H2SO4 6 tetes
-        Garam dapur
-        Es batu
-        Alkohol

3.2 Prosedur Percobaan
            Uji Kelarutan / Daya Larut
-        Dimasukkan minyak sebanyak 10 ml ditambah dengan 10 ml aquadest ke dalam gelas kimia
-        Diaduk atau digoyang gelas kimia tadi
-        Diamati reaksi yang terjadi
-        Dicatat

-        Dimasukkan minyak sebanyak 10 ml kedalam beaker glass
-        Ditambahkan 5 ml dietil eter
-        Dihomogenkan atau diaduk
-        Diamati reaksi yang terjadi
-        Dicatat

-        Dimasukkan 10 ml minyak ke dalam beaker glass
-        Ditambahkan 10 ml etanol kedalam beaker glass tadi
-        Dicampurkan dan diaduk
-         Diamati reaksinya
-        Dicatat

Uji Lemak Bebas
-        Dipanaskan 10 ml minyak diatas hot plate
-        Ditambahkan 15 ml n – heksan
-        Diamati
-        Ditambah 50 ml etanol
-        Diamati perubahan reaksinya
-        Ditambahkan 3 tetes indikator pp
-        Diamati
-        Dititrasi dengan NaOH 0,02 M sebanyak 2,7 ml

Uji Penyabunan
-        Diambil 1 gr mentega
-        Ditambahkan 20 ml NaOH, dimasukkan ke dalam labu alas bulat yang berisi magnetil steller
-        Dipanaskan diatas hot plate dengan metode ekstraksi dan menggunakan kondensor.

-        Diambil 1 ml larutan
-        Ditambahkan 5 ml aquadest
-        Diaduk
-        Ditambah 6 tetes H2SO4 setetes demi setetes
-        Larutan sisa dimasukkan ke dalam beaker glass
-        Ditambah 100 ml aquadest
-        Diaduk
-        Dicampurkan 1 sendok garam dapur (NaCl) ke dalam larutan
-        Diaduk sampai ada perubahan

3.3  Flowsheet
1. Uji Kelarutan / Daya larut
10 ml minyak                                                              10 ml aquadest
 



                                    Larutan tidak menyatu / tidak
                                    Larut, berwarna kuning
 


10 ml minyak                                                              10 ml etanol
 



                        Terbentuk 2 fase, minyak berada dibawah
                        Etanol diatas berwarna putih
 


10 ml minyak                                                              10 ml dietil eter


                                    Menyatu 1 fase berwarna
                                            Kuning bening




2. Uji  Asam lemak bebas
                                    10 ml minyak
                                                            Dipanaskan
                                    Jadi lebih cair
                                                            Ditambahkan 15 ml n - heksan
                        Muncul gelembung uap cepat hilang
                        Terbentuk1 fase / bercampur
                                                            Ditambah 50 ml etanol 95%
                        Terbentuk 2 fase, minyak dibawah,
                        Etanol diatas / permukaan berwarna
                        Kuning bening
                                                            Ditambah 3 tetes indikator pp
                        Tidak tejadi perubahan
                                                            Dititrasi NaOH 0,02 M 2,7 ml
                        Terjadi muncul warna merah
                        Jambu pada V. NaOH 2,7 ml

3. Uji Penyabunan
1 gr mentega                                                               NaOH 20 ml
 


                                                            Dimasukkan kedalam labu alas bulat
                                                            Dimasukkan magnetic steller
                                                            Disambung pada kondensor
Direftuk selama 1/2 jam
Diamati
Magnetic steller bergerak berputar-putar secara otomatis sehingga mentega bercampur dengan NaOH menjadi 1 fase dan berwarna kuning muda

 



Aquadest 5 ml                                                                         aquadest 100 ml
                        Diamati                                                                       diamati
Larutan menjadi                                                                      larutan sedikit berbusa
Keruh                                                                                      homogen antara larutan                                                                                   dan aquadest
                        Ditambahkan                                                               ditambahkan 6
                        H2SO4 5 tetes                                                              tetes H2SO4
                        Diamati                                                                       diamati
Larutan mengendap                                                             endapan warna putih
Berwarna putih                                                                    menandakan adanya sabun
















BAB 4
HASIL DAN PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
                      Perlakuan
                     Pengamatan
Uji kelarutan / daya larut
-        Minyak sebanyak 10 ml  +  10 ml aquadest

-        Diamati
-        10 ml minyak  +  10 ml etanol



-        Minyak 10 ml +  5 ml dietil eter

-        Diamati
Uji asam lemak bebas
-        Dipanaskan 10 ml minyak  + 15 ml n –heksan

-        Diamati
-        Ditambah 50 ml ml etanol


-        Ditambahkan 3 tetes indikator pp
-        Diamati
-        Dititrasi dengan 2,7 ml NaOH 0,02 M







Uji Penyabunan
-        1 gr mentega + 20 ml NaOH
-        Dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan dimasukkan magnitic steller

-        Dipanaskan dengan hot plate menggunakan metode ekstraksi

-        1 ml larutan +  5 ml aquadest
-        Diaduk

-        Ditambah 6 tetes H2SO setetes demi setetes


-        Diaduk

-        Larutan  + 1 sendok garam dapur (NaCl)
-        Diaduk



-        Larutan tidak menyatu / tidak larut, berwarna kuning muda dan bergelembung

-        Terbentuk dua fase (minyak berada di bawah dan etanol berada diatas), fase diatas atau etanol berwarna putih
-        Keduanya menyatu dan berwarna kuning bening


-        Jadi lebih cair. Muncul gelembung namun cepat hilang. Menjadi 1 fase / bercampur.

-        Terbentuk 2 fase. Minyak dibawah, etanol dilapisan atas. Berwarna kuning bening
-        Tidak menjadi perubahan

-        Muncul warna merah jambu. Dibagian tertentu. Tetap terjadi pada minyak tetapi pada etanol dekat minyak. Bila dikocok, minyak dan etanol menyatu warna merah jambuh hilang. Bila didiamkan warna merah jambu hilang etanol terpisah.

-        Mentega masih padat tidak bercampur dengan NaOH


-        Magnetic steller berputar sehingga NaOH dan mentega homogen
-        Larutan dan aquadest homogen


-        Muncul endapan berwarna putih yang menandakan adanya sabun homogen antara larutan dan aquadest


-        Larutan berubah warna menjadi warna putih susu berbusa permanen. Garam yang tidak dapat larut mengendap. Busa menadakan adanyasabun

4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi Penyabunan
                  O
H2C – O – C – C17H35

                O                                           H­2C – OH
HC – O – C – C17H35  +  3NaOH         HC – OH + 3Na C17H35COO
                                                              H2C – OH
                  O                                         gliserol
H2C – O – C – C17H35
Glisoril tristearat
4.2.2 Indikator pp dengan NaOH
           
OH                             OH                        ONa                             O Na - stearat
                                                                                      
                              C               + 2NaOH                                C         + 2H2O
                                                O
                    C                                                                C – ONa
                   O                                                                 O
       H
H – C – O – C – R                               
                     O                                                H2 – C – OH                  O
H – C – O – C – R  +  3NaOH           HC – C – OH  +  NaO – C – R
                     O                                                     H2C – OH
H – C – O – C – R                              gliserol                   sabun
       H 

4.3 Perhitungan
Massa jenis minyak = 0,82  
Massa jenis  = gr/ ml
            0,82 = gr
                       10
            gr  =  8,2
Dik : S = 5,7 ml
         N = 0,02 N
         F = minyak kelapa sawit 25,6
Dit : % ALB
Jawab :
% ALB = S x N x F         x 100%
                 Berat contoh
              =  5,7 x 0,02 x 25,6 x 100%
                                    8,2
                  = 35, 590%
4.4 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu dengan melakukan pengujian uji kelarutan / daya larut, uji asam lemak bebas dan uji penyabunan dapat diketahui bagaimana kelarutan dari pada lemak didalam dan minyak serta untuk apakah lemak dan minyak dapat menghasilkan sabun sebelah direaksikan dengan beberapa larutan dan dilakukan dengan beberapa perlakuan.
Pada percobaan uji kelarutan / daya larut, disini digunakan minyak atau lemak cair sebagai sampel. Pengujian pertama minyak diuji dengan aquadest yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Hasilnya minyak dan aquadest tadi tidak bisa menyatu, sehingga dapat disimpulkan bahwa minyak bersifat nonpolar atau tidak menyatu dengan larutan polar atau air. Selanjutnya dilakukan pengujian minyak dengan larutan etanol atau alkohol, disini etanol bersifat semipolar, yaitu dapat bereaksi dengan larutan polar maupun nonpolar. Setelah minyak direaksikan dengan etanol dapat dilihat reaksinya yaitu terbentuk 2 fase dimana etanol berada dilapisan atas. Etanol hanya dapat bereaksi / larut sebagian dengan minyak karena sifat semipolarnya. Reaksi selanjutnya yaitu mereaksikan minyak dengan larutan dietil eter. Dimana dietil eter bersifat nonpolar, sehingga ketika minyak direaksikan dengan dietil eter keduanya dapat menyatu atau terbentuk 1 fase, karena sifatnya sama nonpolar sehingga keduanya dapat bereaksi dengan baik.
Pada percobaan uji asam lemak bebas, masih digunakan minyak sebagai sampel dan diuji dengan larutan n – heksan, sebelumnya minyak dipanaskan terlebih dahulu sehingga lebih cair, setelah itu ditambahkan dengan larutan n – heksan. Hasilnya muncul gelembung namun cepat hilang dan terbentuk 1 fase / bercampur. Selanjutnya ditambahkan 50 ml etanol dan terbentuk 2 fase, etanol berada dilapisan atas dan berwarna kuning bening. Ditambahkan indikator pp dan tidak terjadi perubahan lalu campuran tadi dititrasi dengan NaOH 0,02 M sebanyak 2,7 ml. Hasil dari titrasi ini terbentuk warna merah jambu pada campuran antara etanol dan minyak.  Pengujian ini bersifat kuantitatif. Karena penentuan asam lemak bebas dapat diketahui melalui perhitungan persentase. Dengan menggunakan rumus:
                           % AlB =   S x N x F
                                             Berat contoh (gr) 
Pada percobaan uji penyabunan sampel yang digunakan adalah mentega yang kemudian ditimbang sebanyak 1 gr, selanjutnya digunakan pelarut NaOH yang dimasukkan kedalam labu steller. Kemudian didalamnya ditambahkan magnetic steleer yang berfungsi sebagai pengaduk untuk mencampurkan antara NaOH dengan mentega. Kemudian dipanaskan diatas hot plate dengan menggunakan kondensor hingga larutan bercampur. Kemudian diambil 1 ml larutan ditambahkan 5 ml aquadest hasilnya kedua larutan menjadi homogen. Ditambahkan 6 tetes H2SO4 setetes demi setetes, terbentuk endapan berupa putih yang menadakan adanya sabun. Larutan sisa yang sebanyak 20 ml tadi dimasukkan ke dalam beaker glass ditambahkan 100 ml aquadest, dan diaduk hasilnya larutan menjadi homogen. Larutan tadi ditambahkan lagi garam dapur (NaCl) sebanyak satu sendok, lalu diaduk sampai terjadi perubahan warna, yaitu warna putih susu dan memiliki busa permanen. Garam yang tidak dapat larut mengendap busa tadi menandakan adanya sabun.















BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah diklakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
-        Minyak atau lemak memiliki daya larut yang sama, yaitu tidak dapat larut dalam pelarut polar, namun bereaksi atau larut dalam pelarut nonpolar. Jadi dapat disimpulkan lemak dan minyak merupakan larutan nonpolar.
-        Minyak dan lemak memiliki asam lemak yaitu asam organik yang terdapat sebagai trigliseda atau lemak, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan. Setelah dilakukan pengujian / percobaan, ternyata positif bahwa lemak dan minyak memiliki suatu asam lemak. Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya percobaan pengujian asam lemak bebas. Setelah dilakukan perhitungan asam lemak bebas ternyata terdapat sekitar 0,356% asam lemak bebas.
-        Reaksi penyabunan dilakukan dengan melarutkan lemak / minyak kedalam pelarut NaOH, kemudian direaksikan dengan larutan asam dan garam dapur. Saat direaksikan dengan garam dapur lemak berubah warna menjadi putih susu dan memiliki busa permanen. Busa inilah yang menandakan adanya sabun.

5.2 Saran
Praktikum selanjutnya dilakukan pengujian-pengujian lain terhadap lemak dan minyak, misalnya reaksi / pengujian terbentuknya lilin dari ester asam lemak sehingga dapat diketahui kandungan atau reaksi yang lain dari pada lemak dan minyak ini.





DAFTAR PUSTAKA

Hart, Hanold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia


Yasid, Estien. 2006. Penentuan Praktikum Biokimia. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET

Tidak ada komentar:

Posting Komentar